Pesan Terakhir Seorang Korban Meninggal di 'Tanjakan Emen', Seolah Beri Pertanda?

Sebuah kecelakaan maut terjadi di kawasan Tanjakan Emen, Jalan Raya Bandung-Subang, Kampung Cicenang, Ciater Subang, Jawa Barat.

Insiden mengerikan tersebut terjadi pada hari Sabtu (10/2/2018) kemarin.

Kecelakaan ini bermula saat bus bernomor polisi F 7959 AA yang membawa rombongan wisatawan dari Tangerang Selatan tidak bisa dikendalikan diduga karena rem blong.

Beberapa saat kemudian, bus menabrak sepeda motor bernopol T 4382 MM yang ada di depannya.

Setelah itu, bus menabrak tebing di sebelah kiri jalan dan terguling.

Sedikitnya 27 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.

Salah satu korban dari kecelakaan tersebut adalah Sri Martiningsih.


Tribunstyle melansir dari TribunJakarta.com, Sri Martiningsih akan disalatkan bersama korban meninggal Tanjakan Emen di masjid Nurul Iman, Ciputat Timur, Minggu, (11/2/2018).

Beberapa jam sebelum meninggal, Sri Martini sempat mengirim pesan singkat melalui WhatsApp kepada Novi (33), teman terdekatnya.

"Kebetulan anak saya sekelas juga sama anaknya dia," Novi membuka cerita tentang korban Sri Martiningsih kepada TribunJakarta.com di Masjid Nurul Iman.

Pada Sabtu (10/2/2018), sekitar pukul 12.00 WIB, Sri Martiningsih mengabarkan sekaligus menitipkan anaknya Bagus kepada Novi.

Sudah kebiasaan Sri Martiningsih menitipkan Bagus kepada Novi karena rumahnya berdekatan.

"Tadinya Bagus mau ikut saya (liburan ke Ciater) . Tapi sayang, karena sudah kelas enam harus ikut try out di sekolah," begitu pesan Sri Martiningsih seperti ditirukan Novi.



Saat itu Novi tidak memiliki paket data internet, sehingga baru beberapa jam kemudian membalasnya.

Tidak lama kemudian, Sri Martiningsih kembali mengirim pesan singkat kepada Novi.

"Saya mau kumpul rame-rame, tapi besok saya mau pergi," ungkap Sri Martiningsih melalui pesan WhatsApp kepada Novi dua jam sebelum bus yang ditumpanginya kecelakaan.

Siapa sangka bahwa itu adalah pesan terakhir Sri kepada teman dekatnya ini.

Sumber: TribunStyle